sumber: google.com
Pemandangan beranda Masjid Raya Baiturrahman
Pemandangan beranda Masjid Raya Baiturrahman
Selain sebagai tempat beribadah, masjid juga difungsikan sebagai pusat kegiatan islam di suatu wilayah. Oleh karena itu, masjid sering dibangun dengan arsitektur yang unik serta kokoh. Sebagai penampung kegiatan umat, masjid menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat. Siapa sangka bahwa di balik kekokohan masjid serta keindahan arsitekturnya terdapat sepenggal sejarah yang tak banyak orang tahu. Salah satunya Masjid Raya Baiturrahman di Aceh yang menyimpan kisah sejarah dibalik kemegahannya.
Masjid Raya Baiturrahman terletak tepat di jantung kota Banda Aceh. Didukung dengan letak yang sangat strategis membuat Masjid Raya Baiturrahman ramai dikunjungi para wisatawan. Selain ramai dikunjungi wisatawan, Masjid Raya Biturrahman juga menjadi titik pusat dari segala kegiatan di Aceh. Masjid Raya Baiturrahman inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Kota Aceh disebut sebagai Serambi Makkah.
Perjalanan Sejarah Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman pertama kali didirikan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda tepatnya sekitar tahun 1022H/1612 M, namun masjid tersebut habis terbakar pada tahun 1873. Pada tahun tersebut Belanda menyatakan perang terhadap Kesultanan Aceh. Saat itu Masjid Baiturrahman digunakan sebagai markas perang dan benteng pertahanan bagi rakyar Aceh dalam menghadapi Belanda. Hingga pada Agresi Tentara Belanda kedua, tepatnya pada tanggal 10 April 1873 dibakar habis oleh pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral Van Switen. Tindakan tersebut tentu saja membuat kemarahan rakyat Aceh bergejolak.
Empat tahun kemudian, untuk meredam kemarahan rakyat Aceh, Gubernur Jendral Vans Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Baiturrahman sebagai tanda permintaan maaf. Hingga pada akhirnya, pada tanggal 9 Oktober 1879 diletakkanlah batu pertama pembangunan masjid. Dan kemudian pembangunan Masjid Raya Baiturrahman selesai pada tahun 1889.
Pada tanggal 26 Desember 2004 tsunami menerjang Aceh. Ombak tsunami setinggi 21 meter tersebut benar-bnar meluluh-lantahkan Aceh. Rumah-rumah dan gedung-gedung hancur serta banyak korban jiwa yang berjatuhan. Namun, Masjid Raya Baiturrahman justru masih tetap berdiri kokoh serta hanya mengalami kerusakan-kerusakan kecil saja.
Arsitektur Masjid Raya Baiturrahman
Sekilas Masjid Raya Baiturrahman tampak terlihat seperti Taj Mahal di India. Hali ini tak mengherankan, sebab sebagian arsitektur masjid ini merip dengan arsitektur masjid-masjid di India. Arsitektur masjid ini bercorak elektrik, yaitu menggabungkan berbagai unsur dan model terbaik dari berbagai negara sehingga menghasilkan rancangan yang megah sekaligus indah.
Karena arsitek masjid saat pembangunan yang kedua adalah seorang kapten zeni angkatan darat Belanda, maka tak mengherankan apabila terdapat beberapa rancangan yang bercorak Persia dan Spanyol. Tentu saja, hal tersebut telah dimusyawarahkan terlebih dahulu bersama penghulu masjid.
Akses Menuju Masjid Raya Baiturrahman
Berada di jantung Kota Aceh membuat Masjid Raya Baiturrahman ini mudah dijangkau oleh para wisatawan. Dahulunya, Kota Aceh disebut dengan Kta Raja.
sumber: google.com
0 komentar:
Posting Komentar